Artikel Tentang Pemerintahan Orde Baru

PROSES PERTUMBUHAN DAN MOBILITAS PENDUDUK PADA MASA ORDE BARU

a.     Pertumbuhan dan mobilitas penduduk
Menurut Edward Ullman ada 3 faktor yang mempengaruhi timbulnya kota yaitu:
1. Adanya wilayah yang saling melengkapi
2. Adanya kesempatan untuk berinteraksi
3. Adanya kemudahan transfer/pemindahan dalam ruang

Dalam kaitannya dengan interaksi kota tersebut,maka mobilitas penduduk dapat di artikan sebagai suatu perpindahan penduduk baik secara toritorial ataupun geografis.Hubungan timbal balik antara kota dengan kota ataupun antara kota dengan desa dapat menyebabkan dengan munculnya gejala-gejala yang baru yang meliputi aspek ekonomi,social maupun budaya.Gejala ini dapat bersifat positif ataupun negatif bagi desa dan kota.

b.      Pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia pada masa Orde Baru
Untuk mengetahui munculnya pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia terdapat 2 teori yaitu:

  1. Teoti tempat sentral(central place theory)oleh Walter Christaller
Bahwa pusat lokasi aktivitas yang melayani berbagai kebutuhan penduduk harus berada di suatu tempat sentral yaitu tempat yang memungkinkan partisipasi manusia dengan jumlah yang maksimum.Masing-masing titik sentral memiliki daya tarik terhadap penduduk untuk tinggal di sekitarnya dengan daya jangkau yang berbeda.

  1. Teori kutub pertumbuhan(Growth Pole Theory)
Bahwa pembangunan yang terjadi di manapun tidak terjadi secara serentak tapi muncul pada tempat-tempat tertentu dengan kecepatan dan identitas yang berbeda.

c.     Faktor penyebab suatu titik lokasi menjadi pusat pertumbuhan.
Suatu titik lokasi menjadi pusat pertumbuhan di sebabkan oleh beberapa antara lain:
1.Kondisi fisik wilayah
2.Kekayaan sumber daya alam
3.Sarana dan prasarana transportasi
4.Adanya industri

A.      LATAR BELAKANG KRONOLOGIS LAHIRNYA PEMERINTAHAN ORDE BARU

Kondisipolitik Indonesia pasca tragedy pemberontakan G30S/PKI.Pemerintahan Soekarno dengan menggelar pertemuan pada 10 Maret 1966. Pada tanggal 11 Maret 1966,di gelar rapat sidang paripurna,agendanya adalah merumuskan langkah-langkah keluar dari krisis ekonomi,social,dan politik Indonesia.
Terjadi ketidak kesekapatan natara presiden Soekarno dan Maijen Soeharto menyangkut penyelesaian krisis politik yang terjadi di Indonesia.peristiwa itu terjadi pada tanggal 2 Oktober 1965,pasca peristiwa G30S/PKI

B. BERDIRINYA PEMERINTAH ORDE BARU DAN CIRI POKOK KEBIJAKAAN- KABIJAKAN YANG DI HASILKAN

Diangkatnya Maijen Soeharto menjadi Presiden RI.melalui ketetapan MPRS No.XXXIII/MORS/1967.12 Maret 1967.MPRS yang di ketahui oleh A.H.Nasution mencabut mandate atas kekuasaan Presiden Soekarno. Program kinerja dari Kabinet Ampera tercemin dalam Catur Karya antara lain:
  1. Memperbaiki kualitas kehidupan rakyat Indonesia, terutama dalam hal sandang dan pangan.
  2. Menggelar pemilihan umum secepatnya hingga 5 Juli 1968, seperti setelah ditetapkan dalam TAP MPR No. XI / MPRS 1966.
  3. Kembali meluruskan dan melaksanakan prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif sesuai dengan TAP MPRS No. XI MPRS 1966.
  4. Meneruskan perjuangan untuk menolak Imperialisme dan Kolonialisme dalam berbagai bentuk.

Pemerintahan Orde Baru segera menyusun  rencana untuk mempercepat lancarnya kinerja kabinet Ampera. Rencana tersebut antara lain :
1.  Untuk memuwujudkan kehidupan politik yang lebih baik, pada 23 Mei 1970, disusun rencana pemilihan umum.
2.  Kehidupan ekonomi segera direhabilitasi mengingat kondisi yang sangat memperhatikan dengan kenaikan harga kebutuhan pokok yang sangat tinggi, hingga mencapai 650 %.
3.    Menyusun dan melaksanakan pembangunan nasional.

Kebijakan sosial politik orde baru, dalam bidang politik salah satu langkah yang dilakukan oleh Seokarno adalah melakukan fusi partai politik. Praktik tersebut dilakukan pada tahun 1975, dengan berdasar pada UU No. 3 tahun 1975 menghasilkan komposisi sebagai berikut :
1.   Kelompok Demokrasi Pembangunan ( 11 Januari 1973 ) kelompok ini terdiri atas partai Nasional Indonesia, Partai Kristen Indonesia, Partai Katolik, ikatan pendukung kemerdekaan dan Partai MURBA.
2.  Kelompok Persatuan Pembangunan ( 5 Januari 1973 ) kelompok ini terdiri atas Nahdlatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia, Partai Sarikat Islam Indonesia dan Partai Islam Persatuan Tarbiyah Indonesia.
3.  Kelompok Golongan Karya yang terdiri berbagai organisasi profesi, seperti Organisasi Buruh, Organisasi Pemuda, Organisasi Tani dan Nelayan, Organisasi Seniman dan Organisasi Masyarakat.

Muncul pula berbagai organisasi profesi seperti  Korps Pegawai Negeri Republik Indonesia, Federasi Buruh Seluruh Indonesia, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia, dan Kabinet Nasional Pemuda Indonesia.

C. MENGUATNYA PERAN NEGARA PADA MASA ORDE BARU DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL POLITIK MASYARAKAT.

Sejak Orde Baru berkuasa telah banyak perubahan yang dicapai oleh bangsa Indonesia, langkah yang dilakukannya adalah menciptakan stabilitas ekonomi politik. Tujuan perjuangannya adalah menegakkan tata kehidupan Negara yang didasarkan atas kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945. Kabinet yang pertama kali dibentuk adalah Kabinet AMPERA dengan tugas menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai pemasyarakatan untuk melaksanakan pembangunan Nasional yang disebut : DWI DARMA KABINET AMPERA. Adapun programnya antara lain :

  1. Memperbaiki kehidupan rakyat terutama sandang dan pangan.
  2. Melaksanakan Pemilu.
  3. Melaksanakan Politik Luar Negeri yang bebas dan aktif.
  4. Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk.

Keempat program ini disebut dengan Catur Karya Kabinet Ampera. 

  Ciri-ciri pokok Orde Baru :
  1. Pemerintahan yang dictator tetapi aman dan damai.
  2. Tindak korupsi merajalela.
  3. Tidak ada kebebasan berpendapat.
  4. Pancasila terkesan menjadi ideologi tertutup.
  5. Pertumbuhan ekonomi yang berkembang pesat.
  6. Ikut sertanya militer dalam pemerintahan.
  7. Adanya kesenjangan sosial yang mencolok antara orang kaya dan orang miskin.

Penilaian Kinerja Terkomputerisasi dan Berbasis Web


Teknologi telah mengubah proses penilaian program software baru memampukan karyawan untuk mengecek kinerja mereka sendiri terhadap kriteria yang telah dideskripsikan lebih dahulu

Management by Objectives (MBO)


Management by Objectives ( MBO )

Tujuan MBO adalah
Mengharuskan para manager untuk menetapkan tujuan – tujuan terukur yang spesifik untuk setiap karyawan, lalu secara periodik membahas kemajuan tujuan – tujuan tersebut.

Cara Mengidentifikasi Peringkat Dalam Penilaian


IDENTIFIKASI PERINGKAT
  1. O – Outstanding ( Luar Biasa ), kinerja luar biasa dalam setiap bidang dan dikenal dengan superior dibandingkan dengan yang lain.
  2. V – Very Good ( Sangat Baik ), hasil kinerja secara nyata melampaui kebutuhan sebagian besar posisi. Kinerjanya berkualitas tinggi dan dicapai dengan dasar konsisten.
  3. G – Good ( Baik ), tingkat kinerja yang kompeten dan dapat dipercaya mencapai standar kinerja dari pekerjaan.
  4. I – Improvement Needed ( Butuh Peningkatan ), kinerjanya kurang baik di beberapa bagian peningkatan sangat diperlukan.
  5. U – Unsatisfactory ( Tidak Memuaskan ), hasil kinerjanya secara umum tidak dapat diterima dan butuh peningkatan dengan segera. Peningkatan tanpa jasa terus diberika secara cuma – Cuma pada orang dengan peringkat.
  6. N – Not Ratsd ( Tidak Dapat Dinilai ), tidak dapat atau terlalu cepat untuk dinilai peringkatnya.

KONSEP DASAR DALAM PENILAIAN DAN MANAJEMEN KERJA

KONSEP DASAR DALAM PENILAIAN DAN MANAJEMEN KERJA

Penilaian Kinerja berarti :
Mengevaluasi kinerja karyawan saat ini dan di masa lalu relatif terhadap standar prestasinya.

Manajemen Kinerja adalah :
Proses mengonsolidasikan penetapan tujuan, penilaian dan pengembangan kinerja ke dalam satu sistem tunggal bersama, yang bertujuan memastikan kinerja karyawan / guru mendukung tujuan strategis perusahaan atau sekolah.

Meningkatnya pemanfaatan manajemen oleh pengusaha menunjukkan beberapa hal :
1. Makin populernya konsep TQM (Total Quality Management)
2. Manajemen kinerja memberikan fakta bahwa jangkauan luas dari studi telah menunjukkan bahwa penilaian kinerja tradisional sering tidak hanya tak berguna, tapi kontraproduktif.
3. Manajemen kinerja sebagai proses juga mengenali secara eksplisit bahwa dalam lingkungan industri kompetitif global saat ini.

Tahapan dalam penilaian kinerja :
1. Mendeskripsikan proses penilaian
2. Mengembangkan, mengevaluasi dan mengelola paling tidak empat alat penilaian kinerja.

Proses penilaian kinerja terdiri dari tiga tahap : mendefenisikan pekerjaan, menilai kinerja, dan memberika umpan balik.
Metode skala peringkat grafis adalah teknik penilaian yang paling sederhana dan paling populer.

Metode peringkat alternasi adalah :
Memberikan peringkat kepada karyawan atau guru dari yang terbaik sampai yang terburuk berdasarkan ciri – ciri tertentu, dengan memilih yang terbaik, lalu yang terburuk, sampai semua telah diberi peringkat.

Metode perbandingan berpasangan adalah
Melakukan pemeringkatan karyawan atau guru dengan membuat diagram dari semua pasangan karyawan atau guru yang mungkin untuk setiap ciri dan menentukan karyawan atau guru mana yang lebih baik pada setiap pasangan.

Metode distribusi kekuatan adalah
Sama dengan menilai pada sebuah kurva persentase dugaan dari yang dinilai ditempatkan dalam berbagai kategori kinerja.

Beberapa Langkah Dalam Melakukan Penilaian


Wawasan Penelitian adalah :
Satu studi mengilustrasikan bagaimana bias dapat memengaruhi cara seseorang menilai orang lain.

Bagaimana menghindari masalah penilaian :
  1. Pelajari dan pahami potensi masalah, dan solusi ( seperti klarifikasi standar ) untuk setiap masalah.
  2. Gunakana perangkat penilaian yang benar
  3. Latihlah penyelia untuk mengurangi kesalahan peringkat seperti efek halo, kelonggaran, dan kecenderungan terpusat.
  4. Menyimpan catatan harian seimbang dengan usahanya.

Beberapa pedoman dalam mengembangkan proses penilaian dengan argumen yang sesuai dengan hukum :
  1. Pastikan tahu apa yang dimaksud dengan kinerja yang berhasil. Melaksanakan analisis pekerjaan untuk menyusun kriteria dan standar.
  2. Gabungkan kriteria dan standar ini ke dalam peringkat penilaian ( BARS, skala penilaian grafik, dan lain – lain ).
  3. Sampaikan secara tertulis standar kinerja pada karyawan dan penilai
  4. Ketika menggunakan skala penilaian grafik, hindari mana ciri yang abstrak
  5. Gunakan penilaian observasi subjektif
  6. Latih penyelia untuk menggunakan perangkat penilaian secara proporsional.
  7. Berikan para penilai kontak harian yang penting dengan karyawan yang mereka evaluasi.
  8. Dasarkan penilaian pada penilaian terpisah untuk setiap dimensi kinerja pekerjaan.
  9. Bila memungkinkan, penilaian dilakukan oleh lebih dari satu penilai dan dilakukan penilaian ini secara independen dan dapat membantu untuk menetralisasi bias dan kesalahan perorangan.
  10. Seorang penilai tidak pernah boleh memiliki kewenangan absolut untuk menentukan tindakan personalia.
  11. Karyawan harus memiliki kesempatan untuk meninjau kembali dan memberikan komentar secara lisa ataupun tertulis mengenai penilaian mereka sebelum penilaian tersebut menjadi penilaian akhir dan harus punya proses permohonan resmi untuk menilai mereka.
  12. Dokumentasikan semua informasi dan alasan tindakan pada setiap keputusan personalia.
  13. Bila memungkinkan berikan pedoman koreksi untuk membantu karyawan dengan kinerja rendah meningkatkan kinerja mereka.

Yang Harus melakukan penilaian :
  1. Penyelia langsung
  2. Penilaian rekan
  3. Komite peringkat
  4. Peringkat sendiri
  5. Penilaian oleh bawahan
 
© 2009 Informasi Lowongan Kerja Terbaru | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan